Hello everyone :)
Tulisan kali ini saya akan
sedikit menceritakan pengalaman saya , mengikuti workshop penulisan proposal
penelitian internasional . Sebelum memori saya tertumpuk oleh beberapa rentetan pekerjaan lain, saya akan sedikit share tentang ilmu yang saya dapat
disana, sebelum menguap sia-sia.
Berlaku sebagai workshop instructor adalah Prof .Dr.
Teddy Mantoro, SMIEEE,MACM. Beliau adalah seorang reviewer,author,editor dari
jurnal internasional IEEE.org. Kesan pertama waktu saya melihat beliau adalah he’s nice people, humble dan murah senyum. Beliau adalah pengajar di Universitas
Surya tangerang, Universitas Budi luhur . Beliau juga seorang part time lecture , head researcher di University Technical Malaysia, Islamic
International University Malaysia Dan University New South Wales.
Ada beberapa sub bagian
pembahasan dalam workshop yaitu bagaimana kita berlaku sebagai author, editor and reviewer. If we
act as an author, maka langkah pertama sebelum doing a research adalah tentukan dulu riset area. Riset terlebih
dulu lab, riset anda akan bermain dalam area penelitian yang seperti apa.
Sedikit tips dari Prof. Teddy, bagi penulis dan reasearcher pemula seperti
saya, menyisakan 1 jam saja untuk menulis adalah KEWAJIBAN.
Kemudian terlintas dalam pikiran
saya, orang seperti saya bisakah
menjadi seorang peneliti ? Kata
pepatah bagaikan pungguk merindukan bulan, ah saya ini punya kemampuan apa. But it’s not problem, seandainya saya
mempunyai sebuah publikasi. Kenapa saya perlu repot-repot membuat publikasi?.Publikasi
diperlukan jika anda ingin dianggap exist
dalam area penelitian anda, share
knowledge ,even nanti saat anda sudah mati, buah pemikiran anda akan tetap
bisa dishare ke anak cucu.Kekuatan dari publikasi memungkinkan untk menggerakkan
sebuah network, kumpulan peneliti-peneliti yang ternyata
memiliki minat dan area penelitian yang sama dengan anda.
Penelitian boleh dilakukan
bersama sama. Jika ada 2 peneliti katakanlah, peneliti pertama berada pada
ranah mind mapping nya, misalkan pada bagian literatur review dan
peneliti 2 pada ranah technicalnya, maka
penulis pertama lah yang dianggap menjadi head
researchernya, karena state of the
art atau “ruh” dari paper berada di
penulis 1.
Mungkin, pernah kita rasakan
bersama, sudah beratus-ratus paper kita
download, dan sudah kita baca sampai akhir akan tetapi hasilnya nihil. Kenapa
hal itu bisa terjadi?. Apakah berarti paper tersebuh “buruk” sehingga pesan
yang disampaikan meaningless?. Ternyata
tidak begitu juga, kadang kita belum menemukan apa core dari paper. Kita belum tahu sebenarnya apa sih yang akan kita
cari.
Bagaimana mencari paper yang baik?. Prof teddy menyarankan paper yang
baik adalah paper yang banyak di citate oleh
banyak orang. Dan perhatikan juga nilai kebaruan dari paper, berdasarkan tahun.
U can sort ’em by year. Then, paper yang baik adalah problem
disampaikan jelas di abstrak.
Kemudian bagaimanakah sesuatu
dikatakan sebagai problem?. Secara mendasar dapat dikatakan jika ada gap,
kesenjangan , atau penggunaan negasi maka itulah problem. Sebaiknya kita
menghindari penggunakaan kata yang meaningless
atau tidak secara kuat menyampaikan maksud anda, seperti optimum. Reviewer
kadang menilai paper dari abstraknya. Itulah kenapa di dalam paper , abstrak
merupakan pencerminan dari keseluruhan paper anda. Jadi saat membuat abstrak,
pastikan anda telah membuat abstrak yang strong
dan deliver the core very well.Bagian bagian dari abstrak adalah Field of esthablishment atau bidang area
dari penelitian anda sudah tersirat jelas disana, dilanjutkan oleh problem,
solution, evaluasi dan kontribusi.
Damn, sebentar, saat saya menulis artikel ini, posisi saya sedang
di”goda” oleh seekor tawon besar yang berputar-putar diatas kepala saya, dari
mana datangnya?.Pyuh, membuat hilang konsentrasi dan akhirnya saya pun mulai
mengacuhkan the big queen bee tadi
dan memasang headset dengan playlist afgan. Continue
typing.....:P
Selain abstrak,judul yang
baik,berdasarkan pengalaman Prof. Teddy, hanya berkisar 20-30 kata. Didalam
judul sudah menggambarkan 3 hal yaitu problem,
method dan solution .Sebagai contoh :
Web-enabled Smart Home Using Wireless Node Infrastructure. Web enabled
( Solution ), Smart Home ( problem ) Wireless Node Infrastructure ( Methode ). Hindari
paper dengan prototype/aplikasi.
Ex: Aplikasi pencarian rute dinamis
menggunakan algoritma a-star.
Bagaimanakah metode penelitian
yang disarankan prof teddy?. Saya sempat mengira saya akan bertemu dengan
rentetan bagan, teknis dsb. Ternyata
prof. Teddy hanya menyarankan AI methode.
Yaitu Area dan Idea. Area adalah pastikan anda istiqomah dengan area penelitian
yang anda ambil. Prof menyarankan area yang digeluti adalah area yang
perkembangannya cepat dan memiliki banyak komunitas. Tetapi tidak juga yang
sudah umum dan banyak peminat, nanti akan stagnan banyak disitu. Prof
mencontohkan salah satu area yang perkembangannya cepat dan dukungan
komunitasnya besar adalah pervasive
computing , mobile programming.
Idea adalah ide dari penelitian anda, Sebuah ide dikatakan baik jika strong problem
dan strong solution disampaikan jelas disana.
Saya akan sedikit meringkas
beberapa hal yan menjadi highlight
dalam paper. Saya akan membahas lebih lanjut dalam artikel-artikel saya
selanjutnya. Back to FoE atau Field of Establishment, Anda bisa menghubungkan FoE dengan kebijakan
atau kondisi terkini. Hal ini bisa memperkuat bahwa bidang area yang anda
tekuni memilik sumbangsih pemecahan masalah pada kondisi sekarang. Biasakan
untuk membuat critical report, cara
yang paling jitu untuk membiasakan anda mereview paper. Satu hal lagi, mungkin
saat anda diminta membuat literatur review , anda dapay menggabungkan beberapa sub problem mnjadi the big problem nya. Literatur review=Sp1+Sp2+Sp3......
Bagaimanakah cara untuk mereview paper. Salah satu nya adalah dengan membuat
table comparison . Anda isa membuat tabel dengan memasukkan author dari paper
yang anda baca dengan mengcompare
variabel-variabel yang anda teliti. Misalkan Author A,B,C dan variabel yang anda compare adalah visualitation dan
navigation. Core research paper
adalah paper yang paling banyak di refer
dan di citation..
Untuk penulisan
literatur review :
Biasanya : according to x say
..............................., according to y say
............................................... Sebaiknya penulisan di atas
dihindari,
Dapat diperbaiki menjadi :
Paper X dengan variabel a,b
membahas ttg....................................................., hasilnya
.....................
Paper y dengan
......................................................................................................................................
Kembali ke abstrak, abstrak
biasanya hanya berisi 350 kata. Gunakan cara berpikir induktif yaitu dari umum
ke khusus. Misalkan di dalam paper ada lebih dari 3 metode, jangan cantunkan 3
metode tersebut ke dalam abstrak. Cukup nanti dijabarkan lebih lanut di introduction. Agar terbiasa untuk menulis dan menyerap core dari paper,maka kita harus terbiasa untuk
membuat critical report. Goalnya 1
hari 1 paper. Prof teddy menyarankan pola 7 7 14 14 , dalam 1 bulan. 1 hari 1
paper dalam minggu pertama, 1 hari 1 paer dalam minggu kedua, 1 hari 2 paper
dalam minggu ke 3, 1 minggu 2 paper dalam minggu 4 . Total dalam 1 bulan pola 7
7 14 14 dapat tercapai. I hope i can do
it.
Beberapa jenis tema conference paper adalah review paper,
conceptual paper, experintal paper dan review dari beberapa paper untuk
kemudian di ambil temanya . Ex: pengaruh var a ke var b . keyword :influence.
Well, bersambung dulu ya..Nanti
saya lanjutkan dengan artikel lain yang lebih terperinci sebelum menguap begitu saja.. xoxo.
No comments:
Post a Comment